Laman

welcome to my wold

hey frend welcome to my blog

Sabtu, 20 Februari 2010

Mahasiswa dan globalisasi


Mahasiswa dan globalisasi
Sebuah renungan
Selama proses kehidupan masih berlangsung, perubahan akan terus dan terus terjadi. Perubahan yang terjadi tidak mengenal demensi ruang, waktu dan golongan. Adalah hal yag wajar, apabila setiap orang menghendaki adanya perubahanseiring dengan perkembangannya untuk enciptakan serta melahirkan hal-hal yang baru.
Dalam konteks ini, manusia meroupakan faktor yang menarik untuk disimak dan dikaji. Manusia sebagai subjek sekaligus objek memegang pranan penting dalam menentukan “ apakah perubahan yang diinginkan tersebut” ? akan memberi nilai tambah dan daya guna, baik bagi dirinya maupun lingkungannya .
Mahasiswa, sebagai bagian dari masyarakat bahkan lebih jauh dikatagorekan sebagai masyarakat ilmiah/ intelektual seringkali menjadi tumpuan harapan serta cikal bakal untuk meningkatkan hatkat dan martabat manusia lainnya terlebih diera globalisasi yang dampaknya hampir dapat kita rasakan diberbagai sendi kehidupan manusia.
Gema”Globalisasi “ begitu kuat pengaruhnya dalam mempengaruhi pola pikir dan bertindak bagi manusia yang tidak memiliki prinsip dan integritas diri dalam menapaki hidup dan kehidupan. Dalam situasi demikian seseorang tidak segan-segan bertindak diluar kesadarannya baik ebagai mahkluk pribadi maupun sosial yang dapat meugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Kemudian muncul pertanyaan, “ Haruskah kita ( mahasiswa )melakukan tindakan seperti kebanyakan orang ? “. Tentinya tidak !.
Globalisasi menuntut partisipasi dan pengorbanan. Meskipun demikian kita tidak harus mengorbankan norma-norma yang selama in di pertahankan, dihormati serta dipelihara, atau berpartisipasi berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan predikat kita sebagai mahasiswa. Banyak peristiwa dan kejadian negatif yang kita lakukan, hanya karena ingin kita dikatakan pengikut globalisasi yang sedang berlangsung. Bukankah kita seharusnya memformalisasikan tindakan positif , bukan sebaliknya kita ikut hanyut dan tenggelam dalam arus perubahan ini.
Tidak berlebihan kalau dikatakan “pengendalian diri” merupakan faktor penting yang harus dilakukan dalam menghadapi arus globalisasi yang didalamnya menginginkan adanya perubahan bahkan pergeseran nilai-nilai. Dengan demikian kita harus dapat memilah-milah hal mana yang memeng harus di pertahankan. Ini bukan berarti kita bersipat antipati atau acuh terhadap apa yang berkembang sekarang. Bagaimanapun juga perubahan itu akan selalu ada dan menjadi suatu kebutuhan jika kita ingin maju. Tentunya perubahan dan tindakan yang dilakukan harus mempunyai korelasi positif .
Diakhir uraian ini, mari kita sama-sama renungkan sebuah pertanyaan “ apa, bagaimana dan dan dimana kita mahasiswa sebagai ujung tombak sebuah perubahan harus menempatkan diri dalam era globalisasi sebagi pembawa perubahan ataukah sebagai pembangkang ? “ kita cari jawabannya jauh dalam lubuk hati kita masing-masing.

MG-FP. 10/EP/371