Laman

welcome to my wold

hey frend welcome to my blog

Selasa, 06 April 2010

Caving
Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri gua. Berdasarkan peninggalan-peninggalan berupa sisa-sisa makanan, tulang belulang, dan juga lukisan-lukisan yang dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal gua sejak ribuan tahun silam, yang tersebar dibenua Eropa, afrika, dan Amerika. Menurut catatan yang ada, penulusuran gua dimulai oleh JOHN BEAUMOUNT, ahli bedah dari Somerest, England (1674). Ia ahli tambang dan Geologi amatir, tercatat orang pertama yang menulusuri gua sumuran (Potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan sebesar 80 meter serta ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Menurut catatan, Beamount merangkak sejauh seratus meter dan menemukan jurang (Internal Pitch). Ia mengikat tambang pada tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini pada Royal Socioty, Lembaga Pengetahuan Inggris orang yang paling berjasa mendiskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah BARON JOHAN SALSAVOR dari Selvenia. Ia mengunjungi 70 gua, membuat peta sketsa, dan melahirkan empat buku setebal 2800 halaman. JOSEPH NAGEL, pada tahun 747 mendapat tugas dari istana memetakan system perguaan dikerajaan Austro-Hongaria.
Kegiatan penelusuran dan pemetaan goa (caving) pada latihan pemantapan ini dilaksanakan pada 6 Desember 2009 di goa Batu Hapu desa Batu Hapu Kecamatan Hatungun kabupaten Tapin. Sebelum kegiatan dilakukan sudah ada pembagian tugas untuk pemetaan goa ini. Bertugas sebagai penembak sudut kompas yaitu Rizqi, pengukur yaitu Doni, pencatat data yaitu Aren, pembuat sketsa yaitu Mujahid, pointer yaitu Akang dan sebagai leader adalah senior Marhat.
Adapun tujuan dari kegiatan yang kami lakukan adalah untuk mengaplikasikan materi yang kami dapat sebelumnya dan merupakan salah satu syarat untuk memenuhi SKA untuk menjadi anggota penuh ( anggota biasa) Mapala Graminea Fakultas pertanian.
Ada beberapa macam jenis goa yaitu Gua Ombak Laut/Absyal, Gua Lava, Gua Batu Pasir, Gua batu Gamping. Adapun terbentuknya gua ombak laut/Absyal disebabkan oleh hantaman ombak secara terus-menerus pada dinding karang sampai terbentuk celah pada dinding karang yang lama-kelamaan akan membentuk sebuah celah yang cukup besar. Sedang gua lava terbentuk kerena adanya pergeseran kulit bumi pada saat terjadi meletusnya gunung berapi, dan gua batu pasir terbentuk akibat pengikisan tanah berpasir didaerah batuan. Sedang jenis goa yang kami telusuri kali ini adalah goa batu gamping.
Adapun gua yang terjadi dari batuan gamping yaitu pada gunung-gunung kapur dan gua inilah umumnya banyak terdapat di Indonesia. Terbentuknya gua batu gamping adalah akibat terjadinya celah atau retakan dari batu gamping akibat adanya gaya endogen dari dalam bumi, celah yang telah terbentuk ini lama kelamaan semakin membesar akibat gaya mekanis yang terjadi dari tetesan air hujan dengan adanya proses kimiawi yang terjadi dan berlangsung terus menerus, maka akibatnya celah tersebut semakin dalam, akhirnya celah tersebut menjadi suatu lobang yang besar dan dalam, inilah yang disebut gua vertical atau potho, sedangkan kegiatan penelusuran gua tersebut biasanya disebut potholing.
Gua yang kami masuki pada pemantapan kali ini adalah jenis gua yang kering. Dalam menyusuri gua, kami menggunakan teknik horizontal caving, yaitu teknik penelusuran gua dengan berjalan biasa, membungkuk,merangkak, merayap, tengkurap, memanjat dan kadang-kadang berenang serta menyelam bila di perlukan. Jenis peta yang kami gambarkan adalah plan section, yaitu gambar peta goa tampak dari atas. Yang ditampilkan adalah bentuk lorong dilihat dari atas, sudut, belokan, letak ornamen dan situasi lorong goa. Langkah – langkah dalam memetakan gua adalah sebagai berikut:
1. Menentukan arah mulut gua dari utara.
2. Diukur sudut – sudut dan jarak – jarak setiap stasiun yang dipetakan antara pemegang kompas dengan posisi pointer, Juga dihitung jarak kiri dan kanan dari posisi pointer tersebut dengan dinding gua.
3. Menggambar ornamen dan mencatat flora maupun fauna yang terdapat dalam goa pada setiap stasiun.
4. Langkah – langkah diatas diulangi hingga mencapai gua yang tidak dapat dipetakan lagi atau pemetaan dan penelusuran dihentikan.
Gua yang kami petakan pada kegiatan kali ini adalah Grade 3, dan termasuk class C yang berarti detail lorong diukur pada setiap stasiun survey. Gua yang kami masuki memang Cuma satu saja tapi di dalamnya terdapat beberapa mulut gua. Dalam kegiatan ini kami berhasil memetakan dua mulut gua, yang terbagi dalam 11 stasiun. dan mulut gua yang lain tidak kami petakan karena berbenturan dengan waktu,
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan Caving adalah :
1. Kompas Prisma
2. Meteran panjang minimal 50 meter
3. Alat tulis
4. Clip board
5. Helm
6. Senter
Kendala – kendala yang kami temui dalam kegiatan ini adalah :
1. Tidak adanya survey jauh-jauh hari yang kami lakukan sebelum melaksanakan kegiatan, sehingga waktu pada saat kegiatan banyak waktu tersita untuk melakukan survey tempat kegiatan.
2. Sebagai makhluk yang memiliki kekurangan, pengetahuan kami masih sangat sedikit, sehingga goa yang ditelusuri tidak dapat dipetakan dengan sempurna.
Hasil yang kami dapatkan dalam kegiatan caving :
1. Mengerti cara memetakaan gua secara plan section ( yaitu pemetaan yang digambar dari tampak atas).
2. Mengetahuizona-zonayang terdapat dal gua yang kami telusuri. zona terang (zona yang masih dapat dilihat dengan jelas), zona senja ( terletak agak kedalam dimana cahaya masih bisa terlihat remang-remang) zona peralihan (zona antara zona terang yang zona gelap ).
3. Dapat melihat secara langsung keadaan di dalam goa, seperti ornamen – ornamen( stalaktif, stalagmit, pilar (column), draperi, flowstone, gourdam, micro gourdam, chamber (jalan yang menanjak), slab ( landai )
4. Mengetahui jenis-jenis fauna yang terdapat didalam gua berdasarkan zona yang ditempati ( pada zona terang kami tidak menemukan jenis fauna, pada zona senja kami menemukan kawanan kelalawar, dan pada zona peralihan kami menemukan sejenis kaki seribu, jangkrik ( Raphidophora oophaga), dan sejenis laba-laba.)
5. Menyadari bahwa keindahan gua adalah anugerah dari Tuhan yang perlu dijaga.

Senin, 08 Maret 2010

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA TERNAK











SISTEM RESPIRASI, PENCERNAAN, OTOT DAN KERANGKA PADA UNGGAS ( ITIK )

OLEH

Nama : AHMAD MUJAHIDIN
NIM : E1E108010

PROGRAM STUDI S1 PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2009


BAB I
PENDAHULUAN
I.I .Latar belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh.
Beberapa species hewan adalah pemakan tumbuh-tumbuhan dan untuk makanannya tergantung keseluruhannya dari tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan tersebut dinamakan herbivora. Spesies lain makanannya hampir seluruhnya tergantung dari daging atau hewan lainnya. Spesies itu disebut karnivora. Spesies lainnya lagi memakan kedua-duanya, tumbuh-tumbuhan maupun daging. Ia disebut omnivora. Tanpa memperhatikan kebiasaan makannya, semua hewan tergantung dari tumbuh-tumbuhan (secara langsung atau tidak langsung) untuk sumber makanannya. Lebih daripada itu dapatlah kita katakan bahwa semua kehidupan hewan tergantung secara tidak langsung dari matahari dan makanannya, karena melalui pengaruh sinar matahari dan hijau daun tumbuh-tumbuhan mengubah unsur-unsur dari udara dan tanah ke dalam zat-zat makanan yang nantinya dapat digunakan sebagai makanannya. Jadi dengan tidak adanya energi dari matahari tidak akan ada makanan untuk tumbuh-tumbuhan dan manusia.
Hewan tidak menggunakan semua zat-zat makanan tumbuh-tumbuhan bagi berbagai proses tumbuh tepat seperti yang diperolehnya dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar zat-zat makanan kompleks perlu dirombak (dicerna) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sebelum zat-zat makanan tersebut dapat diserap dan digunakan. Spesies hewan yang berbeda-beda mempunyai saluran pencernaan yang disesuaikan terhadap penggunaan jenis makanan paling efisien yang mereka makan.Jadi herbivora berbeda dengan karnivora dan omnivora dalam anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
I.2.Tujuan praktikum
Praktikum Anatomi dan Histologi ini diadakan untuk menunjang mata kuliah Anatomi dan Fisiologi pada ternak Adanya praktikum ini dapat menjadikan mahasiswa mengetahui anatomi dan histologi hewan ternak secara nyata. Kegiatan yang dilakukan dalam praktikum Anatomi dan Histologi ini terdiri dari pengamatan system pencernaan, system respirasi, kerangka dan otot pada itik Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi dapat menjadikan mahasiswa mengetahui dan mengerti bentuk dan struktur semua organisme serta jaringan tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Itik memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung di daerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktivitas sayap (Akoso, 1993).
Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga). Ruang berongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para pemburu. Dua belas persen struktur tulang pada itik adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat struktur berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991).
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan mempunyai fungsi utama sebagai penggerak. Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya. Karena fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot. Jaringan ikat ini berhubungan dengan kealotan daging. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang, sering disebut otot skeletal (Soeparno, 1994).
Jaringan otot itik merupakan satu kesatuan kelompok organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus, dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot rangka melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot dada, paha, dan kaki.
Otot skeletal adalah yang paling penting bagi ternak unggas meskipun terdapat otot polos pada usus dan otot kardiak pada jantung. Dada merupakan otot skeletal terbesar karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada bangsa itik liar. Otot ini telah dikembangkan secara genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-spesies domestik. Itik memiliki otot merah dan putih, yang dapat disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan ini disebabkan kandungan myoglobin pada otot merah. Myoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen pada otot itik (Blakely and Bade, 1991).
Saluran pencernaan terbentang dari bibir sampai dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar. Panjang dan rumitnya saluran tersebut sangat bervariasi diantara spesies. Pada karnivora relatif pendek dan sederhana akan tetapi pada herbivora adalah lebih panjang dan lebih rumit.
Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mammalia dalam hal unggas tidak mempunyai gigi guna memecah makanan secara fisik. Lambung kelenjar pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventrikulus dan mulut terdapat suatu pelebaran kerongkongan, disebut tembolok. Makanan disimpan untuk sementara waktu dalam tembolok. Kemudian makanan tersebut dilunakkan sebelumnya menuju ke proventrikulus. Makanan kemudian secara cepat melalui proventrikulus ke ventikulus atau empedal. Fungsi utama empedal adalah untuk menghancurkan dan menggiling makanan kasar. Pekerjaan tersebut dibantu oleh grit yang ditimbun unggas semenjak mulai menetas.
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Anatomi dan Fisiologi pada ternak kali ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 juni 2009 pada pukul 14.00 – 16.00 WITA, bertempat di Laboraratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah peralatan bedah, ember, kawat bendrat, nampan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah satu ekor itik, larutan formalin dan air bersih
3.3. prosedur kerja
Potong itik, kemudian tiriskan darahnya kamudian lakukan proses bedah bangkai, dengan pertama-tama menyingkirkan bulu-bulu serta lemak pada itik , kemudian rongga dada itik dibuka dengan membuka irisan dari kloaka ke arah tulang dada untuk melihat otot bagian dalam. Setelah itu otot-otot tersebut digambar. Kemudian otot-otot tersebut dipisahkan dari tempat merekatnya yakni karangka tulang. Kemudian setelah semua rangka bersih, kerangka di jemur sampai kering selama beberapa hari, dan setelah benar-benar kering, kerangka direndam dalam larutan formalin selama seminggu. Setelah satu minggu kerangka di tiriskan dan kemudian di jemur sampai kering dan kemudian dirangkai dengan menggunakan kawat bendrat dan lem dan setelah selesai kerangka difoto .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Kerangka Itik
Kerangka itik yang diamati bagian-bagiannya terdiri dari mandible, incisive, nasal, lacrimal, quadrate, occipital, atlas, epistropheus, humerus, ulna, radius, metacarpus, phalanges, clavicle, coracoid, scapula, sternum, illium, ischium, pubis, pygostyle, femur, patella, fibula, tibia dan metatarsus.
Perototan itik
Bagian-bagian perototan itik terdiri dari pectoralis superficialis, biceps brachii, extensor dan flexor carpii radialis, biceps femoris, gastrocnemius, tibialis cranialis, tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor, otot-otot cervical, obliqus abdominis externus dan gluteus superficialis
Sistem Pencernaan dan Pernapasan ( Respirasi) pada itik
Alat-Alat Pencernaan (Apparatis Digestivus)
Pada hewan lambung tunggal pencernaannya terdiri dari : mulut (cawar oris), tekak (pharyng), kerongkongan (esofogus), gastrium (lambung), intestinum tenue (usus halus : duodenum, ileum, dan jejenum). Instestinum crasum (usus besar = calon, keaekum, rektum), dan anus.
Alat-alat respirasi
terdiri atas : hidung, faring, laring, trakea, bronkhi dan bronkhioli.
4.2 Pembahasan
Anatomi Itik
Kerangka itik. Itik memiliki banyak macam tulang yang berongga (tulang pneumatik) yang berhubungan dengan sistem pernafasan. Macam-macam tulang pada itik, seperti tengkorak, tulang lengan, tulang selangka, tulang pinggang dan tulang kemudi dengan tulang pernafasan.
Kerangka unggas berbeda jauh dengan mamalia. Kerangka burung tidak hanya disesuaikan untuk terbang, tetapi burung dan mamalia memiliki hubungan kekerabatan yang jauh. Tengkorak mempunyai mata orbit yang sangat luas dan sebuah rongga tengkorak yang kecil. Leher yang panjang terdiri dari 14 tulang leher dan tulang atlas yang berbentuk seperti cincin. Enam tulang dada dapat bergerak dengan bebas, tetapi tulang dada yang terakhir disatukan pada synsacrum. Synsacrum adalah penyatuan panjang dari lajur tulang yang terdiri dari 7 tulang dada, 14 tulang lumbosacral, dan tulang tungging pertama. Mereka bebas dan bergerak meskipun tulang yang terakhir dibentuk dalam tiga sisi tulang piramida yang disebut pygostyle.
Tulang rusuk ada 7, yang pertama dan kedua bebas sedangkan yang lima menempel pada sternum. Cortal cartilages pada itik tidak ada. Tulang rusuk kedua sampai keenam masing-masing mempunyai sebuah proses palapasan yang saling melengkapi tulang rusuk berikutnya. Tulang dada sangat luas sekali, mempunyai sebuah punggung bukit yang sangat menyolok di tengah. Carina yang meningkat adalah daerah yang ada untuk pelengkap otot terbang. Permukaan belakang tulang dada yang berkembang adalah cekung, dan itu dibentuk oleh dasar tulang dada secara terus-menerus dan rongga perut.
Tulang dari seperempat depan adalah perubahan besar untuk membentuk sayap. Daerah humerus adalah perluasan permukaan radius dan ulna. Carpal metacarpal dan jari tangan direduksi membentuk sebuah unit kerangka kaku untuk meninggalkan bulu-bulu terbang primer. Ada 3 jari tangan pada sayap yang setara dengan 2, 3, dan 4 pada hewan lain. Sayap bersambung dengan celah-celah rongga, yang diperkuat oleh persatuan tiga tulang yaitu scapula, coracoid, dan clavicle.
Pada burung coracoid adalah sebuah tulang terpisah dimana pada mamalia mempunyai pengurang pada sebuah bagian kecil yang utuh dari scapula. Clavicle kanan dan kiri adalah penyatuan untuk membentuk furcula dan wishbone. Clavicle tidak terdapat pada hewan ternak, biri-biri dan babi meskipun banyak mamalia mempunyai sepasang clavicle. Fungsi clavicle adalah sebagai topangan tulang sendi bahu pada hewan yang mempunyai gerakan lengkap dari tulang sendi bahu (Swatland,1984).
Sejak hewan ternak, biri-biri dan babi mempunyai tungkai depan dengan sebuah gerakan depan yang terbatas dan perpindahan bagian belakang, mereka tidak membutuhkan clavicle. Daerah akhir dari coracoid pada unggas ditahan oleh sternum. Tubuh unggas pada saat terbang tergantung dari sayapnya pada tulang sendi bahu, karenanya lebih banyak sandaran rumit untuk rongga celah. Pada unggas, kaki menunjukkan banyak penyesuaian diri. Daerah femur, fibula diturunkan meninggalkan tulang tibia sebagai tulang mayor. Tulang proksimal tarsal disatukan dan berakhir pada tibia untuk menambah panjangnya dan pada sekeliling unit kerangkadisebuttibiatarsus(Swatland,1984).
Daerah tulang tarsal digabungkan ke dalam proksimal diakhiri tulang tunggal tarsus metatarsus yang juga termasuk penggabungan metatarsal 2, 3, dan 4. Empat jari tangan membentuk kuku pada burung. Jari pertama langsung ke belakang sedangkan jari 2, 3, dan 4 ke depan. Adaptasi ini memungkinkan burung dapat bertengger. Illium disatukan pada synsacrum, dimana disatukan di tengah. Tulang pubis terpisah dan rancangannya terbalik sebagai tangkai-tangkai tipis. Struktur terbuka dari pelvis memungkinkan perjalanan telur dari rongga perut. Illium, ischium, dan pubis semuanya memperbesar acetabulum tetapi illium membentuk lebih dari setengah persendian dan dasarnya bermembran (Swatland, 1984).
Sunsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta, tulang belikat, dan kuku. Anak itik sewaktu tumbuh dewasa, yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum. Tulang-tulang ini pada itik liar menghasilkan kalsium yang cukup untuk membentuk kerabang bila kadar kalsium yang dimakan selama bertelurrendah(Akoso,1993).
Timbunan kalsium tulang itik betina piaraan hanya dapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur. Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah itik bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang (Akoso,1993).
Tulang-tulang yang diamati selama praktikum sebagian besar sudah sesuai dengan literatur yang ada meskipun ada beberapa tulang dalam literatur yang tidak diketahui oleh praktikan. Keterbatasan pengenalan tulang yang dilakukan dikarenakan banyaknya macam tulang yang ada sedangkan waktu untuk melakukan praktikum terbatas sehingga hanya tulang yang dianggap penting saja yang diperkenalkan. Selain itu, praktikan diharapkan dapat memperdalam sendiri pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerangka itik dengan membaca literatur yang ada.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kerangka itik terdiri dari mandible, incisive, nasal, lacrimal, quadrate, occipital, atlas, axis, epistropheus, humerus, ulna, radius, metacarpus, phalanges, clavicle, coracoid, scapula, sternum, illium, ischium, pubis, pygostyle, femur, patella, fibula,tibia,tarsusdanmetatarsus.
Perototan pada itik terdiri dari pectoralis superficialis, biceps brachii, extensor dan flexor carpii radialis, biceps femoris, gastrocnemius, tibialis cranialis, tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor, otot-otot cervical, obliqus abdominis externusdangluteussuperficialis.
Jaringan otot terdiri dari jaringan ikat, endomisium, serabut otot dan epimisium. Jaringan tulang terdiri dari lacuna, intermediate system dan lamela. Jaringan ikat terdiri dari fibroblast, serabut kolagen dan serabut elastin. Jaringan pada sistema digestiva terdiri dari villi/jonjot, sel gobelet, lamina propria, lamina muscularis mucosae, muscullar layer inner dan muscullar layer outer. Jaringan kulit terdiri dari papilla dermal, stratum corneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum germinativum.
Sistem sirkulasi berguna : untuk mendistribusikan oksigen, nutrisi, hormon ke jaringan serta tempat mengumpulkan CO2 beserta hasil metabolisme dan membawanya ke organ sekretorik. Pada vertebrata sistem sirkulasi terdiri atas pompa berotot, jantung dan sistem pembuluh darah. Sistem pembuluh darah terdiri atas sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmoner.
Darah dipompa oleh jantung masuk kedalam arteri besar, arteri kecil, arteriola, kapiler, venula, vena kecil, vena besar dan kembali ke jantung. Tempat pertukaran antara darah dan udara inspirasi serta antara darah dan jaringan, sebenarnya terjadi antara kapiler dan venula. Sebagian besar jala kapiler dari sistem vaskuler disertai dengan pleksus kapiler yang termasuk ke dalam sistem limphatik, dan berfungsi menampung sisa darah yang tidak dapat diangkut kembali oleh sistem vena. Sistem respirasi merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara darah dan udara. Sistem respirasi dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu : bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi berperan sebagai pencuci, memanasi atau mendinginkan dan membuat udara lebih lembab, sedangkan bagian konduksi merupakan tabung yang menghubungkan dunia luar dan paru-paru, terdiri atas : hidung, faring, laring, trakea, bronkhi dan bronkhioli.
Dan dapat diambil kesimpulan bahwa ;
1. Kerangka unggas ringan tetapi kuat, sesuai dengan keperluannya untuk terbang dan berjalan.
2. Tengkorak unggas kecil dengan hubungan antartulang yang kuat, berhubungan dengan atlas yaitu tulang pertama columna vertebrae (susunan luas tulang belakang). Tulang-tulang pinggang dan punggung saling berhubungan dengan erat, merupakan tempat melekatnya otot-otot yang digunakan untuk terbang, dan untuk menahan tekanan. Ujung pasterior tulang pubis dan ujung posterior sternum digunakan untuk memperkirakan daya bertelur pada kegiatan culling ayam.
3. Tulang-tulang yang bersifat pneumatik berhubungan dengan sistem pernapasan. Tulang-tulang pneumatik terdapat pada humeras, tulang-tulang kepala klavicula as sternum, vertebrae lumbales dan os sacrum.
4. Unggas mempunyai tulang-tulang meduler yang digunakan untuk menimbun kasium. Tulang-tulang meduler terdapat pada tibia, femur, pubis, tulang-tulang rusuk ulna, tulang-tulang telapak kulit dan scapula.
5. Sistem pencernaan unggas sederhana jika dibandingkan dengan ruminansi dalam arti hanya sedikit tempat tersedia bagi kehidupan mikrorganisme ynag dapat membantu pencernaan makanan.
6. Karena unggas tidak bergigi akan pengunyahan makanan tidak terjadi di mulut. Di tembolok, makanan dilunakkan dan mulai dicerna. Di perut pengunyah, makanan dipecah dan digiling. Makanan terutama dicerna dan diabsorp (diserap) oleh usus halus.
7. Berbeda dengan vertabrata lainnya, unggas memiliki kloaka yaitu ruang pertemuan dari tiga saluran, pencernaan, urinaria dan reproduksi.
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan sebaiknya praktikan dapat mengamati dengan seksama dan teliti akan hasil yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan agar memperoleh hasil yang sesuai dan dapat membahas hasil praktikum dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, Budi Tri. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius, Yogyakarta

www.scribd.com. Diakses tanggal 16 juni 2009.
www.contohskripsitesis.com. Diakses tanggal 16 juni 2009
Website:infovet.co.cc. . Diakses tanggal 16 juni 2009
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Drama

Dalam krisis, kita butuh drama. Seorang pejuang persamaan hak orang hitam di amerika pernah membuktikan hal itu di tahun 1960-an. Ketika gerakan “ hak-hak sipil “ berada dalam tekanan pemerintah, orang-orang kulit putih yang tidak suka pada marah pada mereka , ketika kawan-kawan nya sendiri pada gentar, MARTIN LUTHER KING Jr. Justru makin beringas.
Ia menggerakkan anak-anak dijalan di birmingham, sebuah kota yang pada suatu hari minggu yang damai pernah membunuh anak-anak kulit hitam yang tidak bersalah. “ Jangan terlalu lunak” kata Martin pada rekannya yang lebih muda. “dalam situasi krisis, kita harus punya satu rasa drama.”
Dan dengan a sense of drama itu ia berhsil. Ia tampil sebagai aktor besar pada pentas, dengan sikap dan gerak tangan yang agung. Memang ,pada akhirnya sebuah ikhtiar politik memang sebuah kisah drama. ikhtiar politik memang bukanlah usaha diam-diam, hanya dengan perintah tertulis dan administrasi. Sebagai ikhtiar bersama, di dalamnya kita memerlukan komunikasi. Gerak kita diperhatikan orang ramai. Dan jika anda seorang pemimpin, anda ditunggu untuk, terutama pada saat kritis, memberikan inspirasi.
Tapi inspirasi sudah tentu bukan hanya dari serangkaian pesan. Dalam hal Martin Luther King Jr, inspirasi tidak hanya sekedar kata, pada mulanya memang hanya sebuah kata , tetapi didalam kata itu terdapat dirinya , jiwanya serta badanya, kehidupan dan kematianya. Pada mulanya hanya sebuah kata tapi kemudian bergeser menjadi perbuatannya dan menjadi sebuah pengorbanan.
Martin Luther kemudian mati ditembak orang . orang memang bisa mengatakan bahwa kesediaan semacam itu tidak bisa diharapkan dari setiap pemimpin dan untuk setiap situasi . Namun, akan keliru untuk menyimpulkan bahwa karena riwayatnya mirip para mujahid yang mati syahid. Maka king orang yang luar biasa. Paling tidak , riwayat hidupnya, sebagai mana dipaparkan David Garrow, king yang pendeta dan pahlawan itu bukanlah pahlawan yang bersih dari ketakutan dan dosa.
Ia dibesarkan sebagai anak yang dimanja dan amat dilindungi oleh orang tuanya . Ia mejadi dewasa yang sulit menguasai nafsu birahinya. Pada usia 26 , king muda pernah memalukan sebagai pemimpin pergerakan
Di bulan januari 1956 itu , ia memang sudah mulai bergerak sebagai pembangkang terhadap ketentuan yang raialitas yang memisahkan orang kulit hitam dengan kulit putih di amerika serikat bagian selatan. Ia memimpin sebuah pemboikotan bis . tapi saat ia hendak berangkat ke tempat aksi ia menerima pesan telpon ; orang-orang yang tidak dikenal siap menunggu untuk membunuhnya.
Sepanjang malam ia tidak bisamemejamkan mata, ia duduk terdiam di ujung meja dapur. Dalam percakapan dengan dirinya sendiri ia menyadari bahwa ia yang mewarisi jabatan sebagai pemimpin jemaat dari ayahnya, yang memperoleh gelar dalam filsafat agama dari sekolahnya teryata tidak cukup punya iman . tiba-tiba ia merasa mebdengar suara dalam dirinya yang berkata untuk berjuang terus , ia menjanjikan tidak akan pernah meninggalkan dirinya sendiri.
Tidak penting memperdebatkan asal-usul suara itu yang penting ialah bahwa dari rasa malu di meja dapur malam itu , king mengubah sikapnya yang gentar. Sikap itu bertahan di tengah krisis-krisis yang mendatang. King seakan-akan mendapatkan imannya kembali pulih dan tekadnya utuh tapi itu tidak berarti menjadikannya orang suci. Salah satu yang mencemaskan pada dirinya dalah kesukaannya pada hubungan seksual diluar perkawinanya. Ia tidurdengan wanita-wanita lain. Sebagai seorang pemimpin jehaat itu meripakan aib. Bagi seorang pendeta yang juga pemimpin politik kaum minoritas yang membangkang, aibitu menjadi suatu resiko. Terutama karena FBI mulai jengkel dengan “ kerusuhan” yang ditimbulkan king, meskipun kerusuhan itu hanya sebuah protes tanpa kekerasan , ada menyimpan trekaman tentang sisi ”gelap” pahlawan hitam itu.
Yang tidak mudah dimengerti ialah bahwa king tetap saja terus dengan keberaniannya , dengan kelemahannya “ saya lebih baik mati ketimbang takut” katanya. Adakah ia memilih mati sebagai pejuang, ketimbang aib yang menunggunya sebagai seorang penzina ?dalam analisis terakhir, motif akhirnya hanya soal king sendiri dan para enulis boigraf. Yang jadi urusan orang banyak ialah pada suata saat krisis iadengan cacatnya, bangkit dengan inspirasi.

MG-FP.10/EP/371
DASAR REPRODUKSI TERNAK
( EPKB 203)






FISIOLOGI SPERMAdan OVUM

OLEH

Nama : Ahmad Mujahidin
NIM : E1E108010



PROGRAM STUDI S1 PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2009


Fisiologi Sperma

A.Pengertian sperma
Sperma dihasilkan di testis yang tepatnya tubulus seminiferus. Prosesnya disebut spermatogenesis. Fungsi testis lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Tetapi lebih tepatnya bahwa hanya sel leydig yang terdapat pada jaringan interestisial mensekresi hormone androgen. Pada awalnya membelah secara mitosis berulang ulang dan berkembang menjadi spematid. Kemudian spermatid membelah miosis menjadi spermatid. Setelah itu spermatid mengalami spermiogenesis berubah menjadi sperma, yang dipelihara oleh sel sertoli.Ukuranya sekitar 60µm


Bagian-bagian sperma
Pada dasarnya, sperma memiliki bagian-bagian yang masing-masing memiliki fungsi yang mendukung proses fertilisasi dapat berlangsung. Bagian-bagian tersebut terbagi atas 3 bagian utama, yaitu:
kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal dengan sedikit sitoplasma yang diselubungi oleh selubung tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung tebal yang dimaksud adalah akrosom, fungsi dari akrosom adalah untuk melindungi, juga menghasilkan enzim.Akrosom ini mengandung enzim pembuahan yaitu hialuronidase dan akrosin. Yang masing-masing enzim tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
a. Hialuronidase merupakan enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada korona radiata ovum, sehingga spermatozoon dapat menembus dan membuahi ovum.
b. Sementara akrosin merupakan enzim protease yang dapat menghancurkan glikoprotein yang terdapat di zona pellusida ovum.

Contoh animasi saat spermatozoon mengeluarkan enzim untuk melarutkan bagian dari ovum:



Leher
Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian depan filament poros.
Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Terdapat sebuah mitokondria berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai penyedia ATP/ energi untuk pergerakan ekor.
Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma. Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat Axial Filament pada bagian dalam,& membran plasma dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma Berupa flagella untuk pergerakan spermatozoon.
Bagian ini mengandung sedikit sekali sitoplasma dan mengandung rangka poros yang disebut aksonema.








Fisiologi reproduksi jantan
1. Proses Spermatogenesis
Sperma terbentuk di dalam tubuli seminiferi dari sel-sel induk sperma yang diploid,spermatogonia tipe A,yang terletak dalam membrana basalis.Spermatogenesis merupakan suatu proses kompleks yang meliputi pembelahan dan diferensiasi sel.Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi dari diploid (2n : 60 pada sapi, 54 domba,38 babi)menjadi haploid (n) pada setiap sel (Toelihere, 1979).
Pembentkan dpermatozoa, dibagi atas 3 tahap:
a. Spermatocytogenesis
Serangkaian pembelahan sel benih sejak dari spermatogonia sampai terbentuk spermatid. Tahap pertama dari spermatoctoygenesis adalah pembelahan mitosis dari spermatogonium menjadi 1 spermatogonium dormant dan 1 spermatogonium aktif.
Spermatogonium dormant tetap tinggal berada di pinggir tubulus seminiferus, dalam germinal epitelium,pada gilirannya nanti (setelah spermatogonium aktif membelah berulang kali) akan mengulang proses gelombang selanjutnya. Spermatogonium aktif, mengalami 4 pembelahan mitosis membentuk 16 spermatosit primer. Pada domba proses ini sempurna dalam waktu 15-17 hari.
b. Meiosis
Yaitu tahap dimana spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis. Masing-masing spermatosit primer (2n) mengalami meiosis menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder (n). Pada tahap ini diselesaikan dalam waktu 15 hari. Masing-masing spermatosit sekunder membelah membentuk 2 sel spermatid, jadi terbentuk 4 spermatid dari 1 sel spermatosit primer atau 64 spermatid berasal dari 1 sel spermatogonium aktif. Dengan demikian, 4 spermatid terbentuk dari spermatocyt primer, atau 64 hari tiap spermatogonium aktif (Yatim, 1994).
c. Spermiogenesis
Selama fase ini spermatosid menempel pada sel sertoli. Masing-masing spermatid mengalami metamorfosis menjadi spermatozoon. Inti material memadat pada satu bagian dari sel membentuk kepala dari spermatozoon, sedangkan sisanya memanjang membentuk ekor spermatozoon. Acrosom, sebuah topi yang mengelilingi kepala spermatozoon,tersusun dari aparatus golgi spermatid. Selama pembentukan ekor spermatozoon, maka terjadi pelepasan cytoplasma, terlihat adanya cytoplasmic droplet pada daerah leher spermatozoa. Spermatozoa yang baru terbentuk ini, kemudian didorong ke lumen tubulus seminiferus menuju rete testis (Yatim, 1994).
Transformasi spermatid menjadi spermatozoa ada 4 fase, yaitu:
- fase Golgi
Saat butiran proakrosom teerbentuk dalam alat Golgi spermatid. Butiran atau granula ini nanti bersatu mambentuk satu butiran akrosom. Butiran ini di lapisi membran dalam gembungan akrosom(acosomal vesicle). Gelembung ini melekat ke salah satu sisis inti yang bakal jadi bagian depan spermatozoon.
- fase tutup
Saat gembungan akrosom makin besar, membentuk lipatan tipis melingkupi bagian kutub yang bakal jadi bagian depan. Akhirnya terbentuk semacam tutup spermatozoon.
- fase akrosom
Terjadi redistribusia bahan akrosom. Nukleoplasma berkondensasi, sementara spermatid memanjang. Akrosom kaya akan karbohidrat dan enzim hidrolisa : hyaluronidase, neurominidase, posfasatase asam dan protefaseyang aktivasnya mirip tripsin.. sementara inti spermatid memanjang dan menggepeng. Butiran nukleoplasma mengalami transformasin menjadi filamen-filamen (benang halus) yang pendek dan tebal serta kasar.
- fase pematangan
Terjadi perubahan bentuk spermatid sesuai dengan ciri spesies. Butiran inti akhirnya bersatu, dan inti menjadigepeng bentuk pyriform, sebagai ciri spermatozoa. Ketika akromosom terbentuk di bakal jadi bagian depan spermatozoa, sentriol pun bergerak ke kutub bersebrangan. Sentriol terdepan membentuk flagellu, sentriol yang satu lagi membentuk kelepak sekeliling pangkal ekor. Mitokondria membentuk cincin-cincin di bagian middle piece ekor dan seludang fibrosa di luarnya. Mikrotubul muncul dan berkumpul di bagian samping spermatid membentuk satu batang besar yang disebut manchette. Menshette ini menjepit inti sehingga jadi lonjong, sementara spermatid sendiri memanjang dan sitoplasma terdesak ke belakang inti (Yatim,1994).
2. Proses Ejakulasi dan Ereksi
A. EREKSI
Ereksi diawali oleh dilatasi arteriol-arteriol penis. Sewaktu jaringan erektil penis terisi darah, vena mengalami tekanan dan aliran keluar terhambat sehingga turgor organ bertambah. Pusat-pusat integrasi di segmen lumbal medulla spinalis diaktifkan oleh impuls dalam aferen dari genitalia dan traktus descendens yang memperantarai ereksi sebagai respon rangsangan psikis erotik. Serat parasimpatis eferen berada dalam saraf splanknik panggul (nervi eregentes). Serat-serat tersebut diperkirakan mengandung asetilkolin dan vaso intestinum peptide (VIP) sebagai kotransmitter. Sebagian serta berakhir secara prasinaptik pada neuron noradrenergik, tempat asetilkolin bekerja pada reseptor muskarinik untuk menurunkan pelepasan vasokonstriktor norepinephrin. Selain itu VIP menimbulkan vasodilatasi. Namun, penyuntikan VIP tidak menimbulkan keadaan yang benar-benar seperti ereksi. Penyuntikan alpostradil (PGE1) intrauretra juga menyebabkan dilatasi otot polos penis dan telah digunakan secara klinis untuk mempermmudah ereksi (Ganong, 2001).
B.EJAKULASI
Ejakulasi adalah suatu refleks spinal dua tahap yang melibatkan emisi, pergerakan semen ke dalam uretra, dan ejakulasi sebenarnya terdorongnya semen keluar urethra saat orgasme. Jalur aferen sebagian besar merupakan serat dari reseptor raba di glans penis yang mencapai medulla spinalis melalui saraf pudendus internus. Emisi adalah suatu rspon simpatis, terintegrasi di segmen lumbal bagian atas medulla spinalis dan terjadio akibat kontraksi otot polos vasa deferensia dan vesikula seminalis sebagai respon terhadap rangsang hipogastrik. Semen terdorong keluar uretra oleh kontraksi otot bulbokavernosa, suatu otot rangka. Pusat refleks spinal untuk bagian refleks ini terletak di segmen sacral bagian atas dan lumbal terbawah medulla spinalis, dan jalur motorik melintasi akar sacrum pertama sampai ketiga dan saraf pudendus internus (Ganong, 2001).
Semen merupakan lendir yang keluar dari genital jantan saat ejakulasi. Zat yang terkndung dalam semen, yaitu :fruktosa, asam nitrat, prostaglandin, elektrolit, enzim pembuahan, inhibitor, hormon, zat lain.
Tabel perilaku seksual pada pria
Komponen Perilaku Seksual Pria Definisi Dilaksanakan oleh
Ereksi Pengerasan penis yang dalam keadaan normal lemas sehingga penis dapat masuk ke dalam vagina. Pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat vasodilatasi arteriol penis yang diinduksi oleh sistem parasimpatis dan penekanan vena secara mekanis. Ejakulasi
Fase emisi Pengosongan sperma dan sekresi kelenjar seks tambahan (semen) ke dalam uretra. Kontraksi otot polos di dinding duktis dan kelenjar seks tambahan yang diinduksi oelh sistem simpatis.
Fase ekspulsi Penyemprotan dengan kuat dan ekspulsif semen dari penis. Kontraksi otot rangka di dasar penis yang diinduksi oleh neuron motorik.(Sherwood, 1996).
Ereksi normal: Sensori melalui saraf pudendal berserta emosi dari korteks serebri bergabung menuju pusat lumbalis, kemudian adayang ke serabut vasokonstriktor( simpatik dorsal dan lumbal) dihambat, sedangkan saraf parasimpatik sakaral(2-4) melanjut ke pleksus vesikalis kemudian mensuplai vascular pada penis, yang kemudian pembuluh darah dilatasi, pelebaran sinusoid dan tekanan vena dan ,enghambat aliran vena.
Ejakulasi: sama dari sensori dan emosi kemudian manghasilkan orgasm eke pusat lumbalis, Ke simpatik motor kontraksi otot polos pada galndula, penutupan spinkter dan pemancaran. Parasimpatik motor menyebabakan kontraksi otot skelet dan muskulus-muskulusnya, terjadi ejakulasi ( frandson, 1993).
3. Hormonal pada Hewan Jantan
Mekanisme Kerja Hormon pada Sistem Reproduksi Jantan
Testis dikontrol oleh dua hormone gonadotropin yang disekresikan oleh hipofisis anterior yaitu luteineizing hormone (LH) dan follicle stimulaizing hormone (FSH). Hormone LH bekerja pada sel leyig untuk mengatur sekresi testosterone, sehingga pada pria hormone ini juga disebut interstitial stimulating cell hormone(ICSH). FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama I sel sertoli untuk meningkatkan spermatogenesis. Sebaliknya sekresi LH dan FSH dari hipofisis anterior diransang oleh sebuah hormone hipotalamus GnRH (Sherwood, 1996).
Setiap 2-3 jam sekali GRH dikeluarkan dalam hipotalamus. GnRH merangsang sel-sel sekretorik hormon Gonadotropik di hipofisis anterior, pola sekresi hipotalamus yang pulasatif ini menyebabkan sekresi LH dan FSH juga berlangsung secara periodic. Walaupun GnRH merangsang LH an FSH, kosentrasi kedua hormone gonadotropik tersebut dalam darah tidak selalu sejajara satu sama lain karena, pertama, diantara letupan-letupan sekretoriknya LH dibersihkan dari darah lebih cepat dibandingkan egan FSH sehigga fariasi pulsasi kadar LH dalam darah jauh lebih mecolok dibading kadar FSH. Kedua, dua factor reguratorik selain GnRH-testostero dan inhibin secara berbeda mempengaruhi kecepatan sekresi FSH dan LH (Sherwood, 1996).
Testosteron merupakan produk stimualsi LH pada sel leydig juga bekerja secara umpan balik negatif utuk menghambat sekresi LH melalui 2 cara. Efek umpan balik negative testosteron yang predomnian adalah meurunkan episode-episode pengeluaran GnRH dengan bekerja pada hipotalamus, sehigga secara tidak langsung menurunkan pengeluaran LH dan FSH ari hipofisis anterior. Kedua, testosteron bekerja secara langsung pada hipofisis anterior utuk mengurangi kepekaan sel-sel sekretorik LH terhadap GnRH. Testosteron menimbulkan pegaruh negative yang lebih besar pada sekresi LH dibandingkan pada sekresi FSH. Siyal inhibitorik testis yang secara spesifik ditunjukan untuk mengontrol sekresi FSH adalah hormone peptide inhibin yang disekresikan oleh sel sertoli . inhibit bekerja secara langsung pada hipofisis anterior untuk mengahambat sekresi FSH. Inhibisi umpan balik terhadap FSH oleh produk sel-sel sertoli ini sesuai, karena FSH meragsang spermatogenesis dengan bekerja pada sel-sel sertoli (Sherwood, 1996).
Baik testosterone dan FSH berperan penting dalam mengontrol spermatogenesis. Masing-masing melakasanakan efeknya denga memperngaruhi sel sertoli. Testostero esensial untuk mitosis da miosis sel-sel germiativum, sedangka FSH diperluka untk remodeling spermatid (Sherwood, 1996).
Aktivitas Gonadotrophin Releasing Hrmone Meningkat Saat Pubertas
Walaupun testis janin mengeluarkan tetosteron, yang mengarahkan perkembangan sisitem reproduksi ke arah maskulin, setelah lahir testis tidak aktif sampai saat pubertas. Selama periode prapubertas, sekresi Lh dan FSH tidakm cukup kuat untuk merangsang aktivitas testis. Penundaan munculnya kemampuan reproduktif pada masa prapubertas memungkinkan mencapai kematangan (Guyton, 2001).
Proses pubertas diawali dengan peningkatan aktivitas GnRH. Pada masa pubertas dini, letupan sekresi GnRH berlangsung hanya pada malam hari, sehingga pada malam hari terjadi peningkatan singkat sekresi LH dan dengan demikian juga meningkatkan testosteron. Durasi sekresi GnRH yang episodik tersebut semakin lama semakin panjang seiring perkembangan pubertas sampai tercipta pola sekresi GnRH, LH, FSDH, dan testosteron seperti pada dewasa. Di bawah pengaruh tstosteron yang kadarnya terus meningkat selama pubertas, terjadi perubahan fisik yang menandai pertumbuhan karakteristik seks sekunder (Guyton, 2001).
Tingkat aktivitas GnRH yang rendah selama masa prapubertas tampaknya disebabkan oleh inhibisi aktif pengeluaran GnRH oleh mekanisme saraf dan hormon. Sebelum prapubertas, hipitalamus sangan peka terhadap efek umpan balik negatif testosteron, sehingga jumlah kecil testosteron yang dihasilkan oleh testis prapubertas sudah mampu menghambat pengeluaran GnRH. Pada saat pubertas Hipotalamus menjadi kurang peka terhadap inhibisi umpan balik oleh testosteron. Karena kadar testosteron rendah tidak lagi menghambat hipotalamus, kadar GnRH meningkat. Pada masa prapubertas GnRH juga mendapat inhibisi dari saraf yang pada saat pubertas juga ikut menghilang (Guyton, 2001).
Faktor yang berperan menghilangkan inhibitorik sehingga pubertas dapat berlangsungmasih belum daiketahui. Tiga hipotesis yang diajukan yaitu aktivitas inhibitorik yang terprogram dan berkaitan dengan usia, Kelenjar pineal, peran hormon melatonin. Pada banbanyak spesies melatonin sekresinya menurun saat terkena cahaya dan meningkat saat di kegelapan karena adanya antigonadotropik (Guyton, 2001).
3. Pengaruh Hormonal pada Penurunan Testis
Testosteron turun ke scrotum pada masa kebuntingan saat testis mensekresikan testosteron. Penyuntikan pada hewan yang mengalami kesulitan descendens testikulorum menyebabkan testis turun secaranormal melalui canalis inguinalis ( Guyton, 2007).
4. Usia dan Tanda-tanda Pubertas pada Hewan
Pubertas adalah periode saat organ reproduksi untuk pertama kalinya mulai berfungsi. Masak kelamin dalam pengertian ini berbeda dari satu spesies ke spesies yang lain. Kuda betina biasanya mencapai pubertas pada tahun ke dua atau bisa 18 bulan, sapi umur 7-15 bulan atau 14-24 bulan. Domba( 4-12 bulan), babi (3-7 bulan) dan anjing (6-24 Bulan) Tapi biasanya mulai mencapai umur 6 bulan. Hal ini tergantung pada keadaan iklim. Makanan, hereditas dan tingkat pelepasan hormon. Perkawinan pertama pada kuda 2-3 tahun, sapi 14-22 bulan, domba 4-12 bulan, babi 8-10 bulan, anjing 12-18 bulan (Frandson,1993).
Tanda-tandapubertas:
Yaitu muncul tanda-tanda kelamin sekunder, hal tersebut tergantung jumlah hormon testosteron dalam tubuh. Tanda-tanda umum yang berhubungan dengan sifat kejantanan meliputi kepala dan bahu yang masif pada sapi jantan, berkembang jambul pada kuda, tanduk pada domba dan taring pada babi jantan serta lemak subkutan cenderung berkurang, penyebaran lemak yang tidak merata dalam otot dan tidakberkembang kelenjar susu pada semua spesies. Karkas hewan jantan ditandai adanya lemak di daerah inguinal, akar penis melekat pada tulang aitc ( simpisis pelvis), tidak terdapat jaringan kelenjar didaerah inguinal dan karkas agak berotot ( Frandson, 1993).

Pengertian ovum
Ovum adalah sel telur yang di hasilkan oleh ovarium, dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

Struktur ovum
Ovum, selayaknya spermatozoon juga didesain khusus untuk memuat muatan genetis berupa 23 kromosom, dan merupakan gamet dari wanita. Dan untuk melindungi muatan genetis tersebut, ovum harus memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain:
1) Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2) Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa
3) Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal

Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5µ. bila dibandingkan dengan spermatozoon, ukuran ovum jauh lebih besar daripada ukuran spermatozoon. Hal ini dikarenakan karena material isi ovum pun juga berbeda dengan material isi spermatozoon, material ovum terdiri dari glikogen, kuning telur dan protein yang terakumulasi dalam sitoplasmaBerbeda dengan spermatozoon yang bergerak aktif menuju ovum, ovum bersifat non motil karena tidak memiliki alat pergerakan seperti spermatozoon. Ovum memiliki bentuk yang bulat dan mampu bergerak pasif untuk sampai ke tuba fallopii karena adanya bantuan dari gerakan silia di bagian infundibulum dan ampula tuba Fallopii





( Bagian-bagian ovum dalam 2 deminsi )

Siklus reproduksi terdapat dua jenis yaitu menstruasi dan estrus. Dua siklus ini ditemukan pada mamalia betina. Estrus dan menstruasi yaitu proses meluruhnya sel telur karena tidak dibuahi, namun terdapat perbedaan pula diantara keduanya yaitu:
• Menstruasi adalah proses meluruhnya endometrium pada uterus dalam bentuk pendarahan. Contoh pongidae (kera, orang utan dan gorila) dan homonidae (manusia)
• Estrus adalah proses meluruhnya endometrium dari uterus, namun pendarahan yang terjadi hanya sedikit karena luruhan endometrium tersebut diserap kembali oleh uterus. Fase estrus ini juga disebut fase birahi karena pada saat periode ovulasi, terjadi ekspresi seksual, seperti birahi, perilaku agresif, perubahan warna vagina perubahan ukuran dan bentuk vagina dan keadaan vagina jadi lebih basah contoh mamalia selain pongidae dan homonidae.
Siklus menstruasi ini diawali dengan perintah dari hipotalamus kepada hiposisis posterior untuk menghasilkan GnRH, hormon ini akan mesekresikan FSHRH -untuk menghasilkan FSH- dan LHRH -untuk menghasilkan LH-, namun keduanya tidak disekreikan secara bersamaan. Proses berikutnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. FSH merangsang pembentukan dari folikel primordial sampai F. Degraff.
2. F. Degraff ini kemudian akan mensekresikan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim (fase proliferasi)
3. Pengeluaran hormon estrogen ini mengakibatkan terjadinya feed back (timbal balik) ke hipotalamus untuk –FSH(menghentikan FSH) dan +LH (mengaktifkan LH)
4. GnRH kemudian mensekresikan LHRH -untuk menghasilkan LH-. LH ini akan merangsang ovulasi, jika terjadi ovulasi berarti f. Degraff akan menjadi C. luteum kemudian akan mensekresikan hormon progesteron untuk mempertahankan dinding rahim (fase luteal). jika saat ovulasi tersebut sel telur yang dikeluarkan tidak dibuahi oleh sperma maka C.luteum ini akan lisis sehingga akan berakibat pada lisisnya pula dinding rahim ( inilah yang disebut dengan menstruasi ) .
5. Seperti halnya pada estrogen, pengeluaran hormon progesteron ini juga mengakibatkan terjadinya feed back pada hipotalamus untuk +FSH dan –LH.
6. karena FSH aktif kembali maka berulanglah proses siklus menstruasi ini (FSH – folikel- f. Degraff –ovulasi- dst).
Kematangan Fisiologi Ovum
Kematangan fisiologi uvum berbeda –beda pada tiap species, yaitu
• Pada interfase (awal meiosis): cacaing Ascands Lumbucoides
• Pada metaphase I: Annelida dan Moluska
• Pada Metafase II : moluska
• Akhie meiosis : Coelum dan Echinodermata
Jenis – Jenis Selaput Telur
1. selaput telur primer : bungkus telur yang dibuat oleh ovumnya sendiri, jenisnya :
• membrane telur (Ooplasma)
• zona pellusida (mamalia)
• membrane vitellin (Amphibi)
2. selaput telur sekunder: bungkus telur yang dibuat dari luar ovum, jernisnya:
• cangkang kapur dari uteris (Aves dan Reptil)
• lap. Jelly (Amphibi / katak)
• lap. Granulose (Mamalia)
• Albumin dari ovidauct (Aves dan Reptil)
DAFTAR PUSTAKA
diahayu.web.ugm.ac.id/wordpress/?p=13
id.wikipedia.org/wiki/ovum–
biodea.blogspot.com/2008/10/struktur-ovum
diahayu.web.ugm.ac.id/wordpress/?p=13
id.wikipedia.org/wiki/Spermatozoid –
biodea.blogspot.com/2008/10/struktur-sperma

Sabtu, 20 Februari 2010

Mahasiswa dan globalisasi


Mahasiswa dan globalisasi
Sebuah renungan
Selama proses kehidupan masih berlangsung, perubahan akan terus dan terus terjadi. Perubahan yang terjadi tidak mengenal demensi ruang, waktu dan golongan. Adalah hal yag wajar, apabila setiap orang menghendaki adanya perubahanseiring dengan perkembangannya untuk enciptakan serta melahirkan hal-hal yang baru.
Dalam konteks ini, manusia meroupakan faktor yang menarik untuk disimak dan dikaji. Manusia sebagai subjek sekaligus objek memegang pranan penting dalam menentukan “ apakah perubahan yang diinginkan tersebut” ? akan memberi nilai tambah dan daya guna, baik bagi dirinya maupun lingkungannya .
Mahasiswa, sebagai bagian dari masyarakat bahkan lebih jauh dikatagorekan sebagai masyarakat ilmiah/ intelektual seringkali menjadi tumpuan harapan serta cikal bakal untuk meningkatkan hatkat dan martabat manusia lainnya terlebih diera globalisasi yang dampaknya hampir dapat kita rasakan diberbagai sendi kehidupan manusia.
Gema”Globalisasi “ begitu kuat pengaruhnya dalam mempengaruhi pola pikir dan bertindak bagi manusia yang tidak memiliki prinsip dan integritas diri dalam menapaki hidup dan kehidupan. Dalam situasi demikian seseorang tidak segan-segan bertindak diluar kesadarannya baik ebagai mahkluk pribadi maupun sosial yang dapat meugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Kemudian muncul pertanyaan, “ Haruskah kita ( mahasiswa )melakukan tindakan seperti kebanyakan orang ? “. Tentinya tidak !.
Globalisasi menuntut partisipasi dan pengorbanan. Meskipun demikian kita tidak harus mengorbankan norma-norma yang selama in di pertahankan, dihormati serta dipelihara, atau berpartisipasi berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan predikat kita sebagai mahasiswa. Banyak peristiwa dan kejadian negatif yang kita lakukan, hanya karena ingin kita dikatakan pengikut globalisasi yang sedang berlangsung. Bukankah kita seharusnya memformalisasikan tindakan positif , bukan sebaliknya kita ikut hanyut dan tenggelam dalam arus perubahan ini.
Tidak berlebihan kalau dikatakan “pengendalian diri” merupakan faktor penting yang harus dilakukan dalam menghadapi arus globalisasi yang didalamnya menginginkan adanya perubahan bahkan pergeseran nilai-nilai. Dengan demikian kita harus dapat memilah-milah hal mana yang memeng harus di pertahankan. Ini bukan berarti kita bersipat antipati atau acuh terhadap apa yang berkembang sekarang. Bagaimanapun juga perubahan itu akan selalu ada dan menjadi suatu kebutuhan jika kita ingin maju. Tentunya perubahan dan tindakan yang dilakukan harus mempunyai korelasi positif .
Diakhir uraian ini, mari kita sama-sama renungkan sebuah pertanyaan “ apa, bagaimana dan dan dimana kita mahasiswa sebagai ujung tombak sebuah perubahan harus menempatkan diri dalam era globalisasi sebagi pembawa perubahan ataukah sebagai pembangkang ? “ kita cari jawabannya jauh dalam lubuk hati kita masing-masing.

MG-FP. 10/EP/371